Tadi sore inilah hasil utak-atik dapurku yang terakhir..Secara baru sadar stok durian di freezer masih banyak. Tadinya kepikir mau jualan pancake duren tapi tiba-tiba entah mengapa jadi berubah haluan. Hehehehe...Walau ngga murni dawet buatan sendiri, karena semuanya sistem beli jadi di pasar dan tinggal meracik sendiri di rumah tapi tidak mengurangi kebanggaanku untuk mempostingya di blog ini. Hihihi..sesekali bolehlah ya kaya ginian. Secara kapan lagi berbagi rejeki sama pedagang di pasar Gede? *alesan padahal ga mau repot* :D
Umumnya dawet dikenal dengan nama cendol., tapi sepertinya untuk orang-orang di Jawa menyebutnya sebagai dawet. Dawet ini sendiri terdiri dari beberapa jenis, tergantung bahan pembuatnya. Ada dawet tepung beras, dawet sagu dan dawet kanji. Aku pribadi lebih suka dawet tepung beras, secara lebih padat jadi enak dikunyahnya.
Dawet di setiap daerah isinya pun bervariasi. Ada yang diisi jenang sum-sum (bubur yang terbuat dari tepung beras), sagu mutiara (biasanya berwarna pink bunder), nangka, dan sebagainya. Tidak ada pakem khusus sih untuk dawet. Intinya adalah dawet, santan, gula merah cair dan es batu. Selebihnya kembali ke selera masing-masing mau nambahin apa.
Bahan:
Dawet Tepung beras (beli jadi di pasar)
Cincau Hitam, potong kotak-kotak (beli jadi juga di pasar)
Selasih (beli jadi juga di pasar)
Santan Kara (tambahkan air panas agar tidak terlalu kental)
Durian, lepaskan daging dari bijinya)
Gula merah, cairkan dengan dimasak bersama sedikit air
Es batu secukupnya
Cara Membuat:
Susun semua bahan secara berurutan sesuai selera. Mulai dari dawet lalu cincau, durian, dan es batu. Kemudian sirami dengan santan lalu gula merah cair dan terakhir beri selasih.
Untuk menyantapnya tinggal diaduk sampai gula merah tercampur rata dan selamat menikmati dawet durian yang menyegarkan ini :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar